Sesungguhnya Firaun telah berlaku zalim di bumi (Mesir) dengan melampaui batas,
serta ia menjadikan penduduknya berpuak-puak. Ia menindas sepuak di antaranya
dengan membunuh anak-anak lelaki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan
mereka. Sesungguhnya adalah ia dari golongan yang membuat kerosakan.
Dan Kami hendak berihsan dengan memberikan pertolongan kepada kaum yang
tertindas di negeri itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin-pemimpin, serta
hendak menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (apa yang dimiliki oleh
Firaun dan kaumnya).
Dan Kami hendak memberi mereka kedudukan yang kukuh di negeri itu, serta hendak
memperlihatkan kepada Firaun dan Haman bersama-sama tentera mereka apa yang
mereka bimbangkan dari golongan yang bertindas itu.
Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa:" Susukanlah dia; dalam pada itu, jika engkau
takutkan sesuatu bahaya mengenainya (dari angkara Firaun), maka (letakkanlah dia
di dalam peti dan) lepaskanlah dia ke laut; dan janganlah engkau merasa bimbang
dan jangan pula berdukacita; sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu,
dan Kami akan melantiknya menjadi salah seorang dari Rasul-rasul Kami.
Setelah itu dia dipungut oleh orang-orang Firaun; kesudahannya dia akan menjadi
musuh dan menyebabkan dukacita bagi mereka; sesungguhnya Firaun dan Haman serta
orang-orangnya adalah golongan yang bersalah.
Dan (ketika melihat kanak-kanak itu) berkatalah isteri Firaun: "(Semoga ia
menjadi) cahaya mata bagiku dan bagimu; janganlah kamu membunuhnya;
mudah-mudahan ia berguna kepada kita, atau kita jadikan dia anak". Padahal
mereka tidak menyedari (kesudahannya).
Dan (sepeninggalannya) menjadilah hati ibu Musa kosong; sesungguhnya ia
nyaris-nyaris menyatakan perihal anaknya itu dengan berterus-terang jika
tidaklah Kami kuatkan hatinya (dengan perasaan sabar dan tenang tenteram),
supaya tetaplah ia dari orang-orang yang percaya (akan janji Allah).
Dan berkatalah ia kepada kakak Musa: "Pergilah cari khabar beritanya". (Maka
pergilah ia) lalu dilihatnya dari jauh sedang orang ramai tidak menyedarinya.
Dan Kami jadikan dia dari mulanya enggan menyusu kepada perempuan-perempuan yang
hendak menyusukannya; (melihatkan halnya itu), kakaknya berkata: "Mahukah, aku
tunjukkan kamu kepada penduduk sebuah rumah yang dapat memeliharanya untuk kamu,
serta mereka tulus ikhlas kepadanya?"
Maka (dengan jalan itu) Kami kembalikan dia kepada ibunya supaya tenang tenteram
hatinya dan tidak berdukacita (disebabkan bercerai dengannya); dan supaya ia
mengetahui bahawa janji Allah (untuk menyelamatkannya) adalah benar; akan tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui (yang demikian itu).
Dan ketika Musa sampai ke peringkat umurnya yang cukup kekuatannya dan sempurna,
Kami beri kepadanya kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan; dan demikian Kami
membalas orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.
Dan masuklah ia ke bandar (Mesir) dalam masa penduduknya tidak menyedarinya,
lalu didapatinya di situ dua orang lelaki sedang berkelahi, - seorang dari
golongannya sendiri dan yang seorang lagi dari pihak musuhnya. Maka orang yang
dari golongannya meminta tolong kepadanya melawan orang yang dari pihak
musuhnya; Musa pun menumbuknya lalu menyebabkan orang itu mati. (pada saat itu)
Musa berkata: "Ini adalah dari kerja Syaitan, sesungguhnya Syaitan itu musuh
yang menyesatkan, yang nyata (angkaranya) ".
Ia merayu (dengan sesalnya): "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya
diri sendiri; oleh itu ampunkanlah - apalah jua kiranya - akan dosaku". (Maka
Allah Taala menerima taubatnya) lalu mengampunkan dosanya; sesungguhnya Allah
jualah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
Ia merayu lagi: "Wahai Tuhanku, demi nikmat-nikmat yang Engkau kurniakan
kepadaku, (peliharalah daku) supaya aku tidak akan menjadi penyokong kepada
golongan yang bersalah".
Semenjak itu, tinggalah ia di bandar (Mesir) dalam keadaan cemas sambil
memerhatikan (berita mengenai dirinya), maka tiba-tiba orang yang meminta
pertolongan kepadanya semalam, memanggil meminta pertolongannya lagi. Musa
berkata kepadanya: "Sesungguhnya engkau ini orang yang nyata sesatnya!"
Maka ketika ia bersedia hendak menumbuk orang yang menjadi musuh bagi mereka
berdua berkatalah orang itu: "Wahai Musa, adakah engkau hendak membunuhku
sebagaimana engkau membunuh satu jiwa semalam? Sebenarnya engkau hanyalah hendak
menjadi seorang yang kejam di bumi, dan tidaklah engkau hendak menjadi seorang
pendamai".
Dan datanglah seorang lelaki dari hujung bandar itu dengan berlari, (lalu
menyampaikan berita) dengan berkata: "Wahai Musa, sesungguhnya pegawai-pegawai
Firaun sedang mengadakan pakatan terhadapmu, mereka hendak membunuhmu; oleh itu
pergilah dari sini, sesungguhnya aku adalah pemberi nasihat secara ikhlas
kepadamu".
Musa pun keluarlah dari negeri itu dalam keadaan cemas sambil memerhatikan
(berita mengenai dirinya) serta berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhanku,
selamatkanlah daku dari kaum yang zalim ".
Dan setelah ia (meninggalkan Mesir dalam perjalanan) menuju ke negeri Madyan,
berdoalah ia dengan berkata: "Mudah-mudahan Tuhanku menunjukkan jalan yang benar
kepadaku,".
Dan ketika dia sampai di telaga air negeri Madyan, ia dapati di situ sekumpulan
orang-orang lelaki sedang memberi minum (binatang ternak masing-masing), dan ia
juga dapati di sebelah mereka dua perempuan yang sedang menahan
kambing-kambingnya. dia bertanya: "Apa hal kamu berdua?" Mereka menjawab: "Kami
tidak memberi minum (kambing-kambing kami) sehingga pengembala-pengembala itu
membawa balik binatang ternak masing-masing; dan bapa kami seorang yang terlalu
tua umurnya ".
Maka Musa pun memberi minum kepada binatang-binatang ternak mereka, kemudian ia
pergi ke tempat teduh lalu berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya
aku sangat berhajat kepada sebarang rezeki pemberian yang Engkau berikan".
Kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya
dengan berjalan dalam keadaan tersipu-sipu sambil berkata:" Sebenarnya bapaku
menjemputmu untuk membalas budimu memberi minum binatang ternak kami". Maka
ketika Musa datang mendapatkannya dan menceritakan kepadanya kisah-kisah
kejadian yang berlaku (mengenai dirinya) berkatalah orang tua itu kepadanya:
"Janganlah engkau bimbang, engkau telah selamat dari kaum yang zalim itu ".
Salah seorang di antara perempuan yang berdua itu berkata: "Wahai ayah, ambilah
dia memjadi orang upahan (mengembala kambing kita), sesungguhnya sebaik-baik
orang yang ayah ambil bekerja ialah orang yang kuat, lagi amanah".
Bapa perempuan itu berkata (kepada Musa): "Aku hendak mengahwinkanmu dengan
salah seorang dari dua anak perempuanku ini, dengan syarat bahawa engkau bekerja
denganku selama delapan tahun; dalam pada itu, jika engkau genapkan menjadi
sepuluh tahun, maka yang demikian itu adalah dari kerelaanmu sendiri. Dan
(ingatlah) aku tidak bertujuan hendak menyusahkanmu; engkau akan dapati aku
Insya Allah, dari orang-orang yang baik layanannya".
Musa menjawab: "Perjanjian itu adalah antaraku denganmu (tetap dihormati
bersama); yang mana sahaja dari dua tempoh itu yang aku tunaikan, maka janganlah
hendaknya aku disalahkan. Dan Allah jualah menjadi Pengawas terhadap apa yang
kita katakan itu".
Setelah Musa menyempurnakan tempoh kerjanya itu dan (mendapat izin) berjalan
dengan isterinya (kembali ke Mesir), ia melihat (dalam perjalanannya itu) api
dari sebelah Gunung Tursina. (Ketika itu) berkatalah ia kepada isterinya:
"Berhentilah; sesungguhnya aku ada melihat api, semoga aku dapat membawa kepada
kamu sesuatu berita dari situ, atau sepuntung dari api itu, supaya kamu dapat
memanaskan diri".
Maka ketika ia sampai ke tempat api itu, (kedengaran) ia diseru dari tepi lembah
yang di sebelah kanan, di tempat yang dilimpahi berkat, dari arah pohon kayu
(yang ada di situ): "Wahai Musa, sesungguhnya Akulah Allah Tuhan sekalian alam.
(Sesungguhnya api itu adalah sebagai satu isyarat yang didatangkan oleh Allah
untuk menarik perhatian Musa ke tempat itu dan bukannya zat Allah, Wallahu
A'lam)
"Dan (sekarang) campakkanlah tongkatmu". (Ia pun mencampaknya), maka apabila ia
melihat tongkatnya itu (menjadi seekor ular besar) bergerak cepat tangkas,
seolah-olah seekor ular kecil, berpalinglah ia melarikan diri dan tidak menoleh
lagi. (Lalu ia diseru): "Wahai Musa, datanglah kemari dan janganlah engkau
takut. Sesungguhnya engkau dari orang-orang yang beroleh aman.
"Masukkanlah tanganmu melalui belahan dada bajumu, nescaya keluarlah ia putih
bersinar-sinar dengan tiada cacat; dan kepitlah tanganmu di celah ketiakmu
ketika merasa takut (nescaya hilanglah takutmu). Yang demikian adalah dua bukti
dari Tuhanmu (untuk engkau menunjukkannya) kepada Firaun dan kaumnya.
Sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang fasik - derhaka"
"Dan saudaraku - Harun, ia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia
bersama-samaku sebagai penyokong yang mengakui kebenaranku; sesungguhnya aku
bimbang bahawa mereka akan mendustakan daku".
Allah berfirman: "Kami akan menguatkan tenaga dan daya-usahamu dengan saudaramu
(Harun), dan Kami akan memberikan kuasa kemenangan kepada kamu berdua oleh itu
mereka tidak akan sampai kepada maksud membahayakan atau mengalahkan kamu.
Dengan membawa ayat-ayat keterangan Kami itu, kamu berdua serta
pengikut-pengikut kamu akan menang".
Setelah Nabi Musa datang kepada Firaun dan kaumnya dengan membawa ayat-ayat
keterangan Kami yang terang nyata, mereka berkata: "Apa yang engkau bawa ini
hanyalah sihir yang dibuat-buat, dan kami tidak pernah mendengar tentang perkara
ini dalam kalangan datuk nenek kami yang telah lalu".
Dan (bagi menjawabnya) Nabi Musa berkata: "Tuhanku lebih mengetahui siapakah
yang membawa hidayah petunjuk dari sisiNya dan siapa yang akan beroleh kesudahan
yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan berjaya".
Dan Firaun pula berkata: "Wahai orang-orangku, aku tidak mengetahui ada bagi
kamu sebarang tuhan yang lain daripadaku; oleh itu, wahai Haman, bakarkanlah
untukku batu-bata, serta binalah untukku bangunan yang tinggi, supaya aku naik
melihat Tuhan Musa (yang dikatakannya itu); dan sesungguhnya aku percaya adalah
Musa dari orang-orang yang berdusta".
Dan berlaku sombong takburlah Firaun dan tenteranya di negeri itu dengan tiada
alasan yang benar, dan mereka menyangka bahawa mereka tidak akan dikembalikan
kepada Kami.
Dengan sebab itu Kami mengepungnya bersama-sama tenteranya serta Kami humbankan
mereka ke dalam laut; maka perhatikanlah bagaimana buruknya kesudahan
orang-orang yang zalim.
Dan Kami jadikan mereka ketua-ketua (dalam kesesatan) yang mengajak ke neraka
(dengan kekufurannya), dan pada hari kiamat pula mereka tidak mendapat sebarang
pertolongan.
Dan Kami iringi mereka dengan laknat di dunia ini, dan pada hari kiamat pula
adalah mereka dari orang-orang yang tersingkir (dari rahmat Kami) dengan
sehina-hinanya.
Dan demi sesungguhnya, Kami berikan kepada Nabi Musa Kitab Taurat sesudah Kami
binasakan kaum-kaum yang telah lalu, untuk membuka hati dan menjadi hidayah
petunjuk serta membawa rahmat, semoga mereka beringat.
Dan engkau (wahai Muhammad) tidak ada di sebelah barat (tempat Nabi Musa
menerima wahyu) ketika Kami sempurnakan penyerahan Kitab Taurat kepadanya, dan
engkau juga tidak termasuk dalam golongan yang menyaksikan peristiwa itu.
Akan tetapi (engkau hanya mengetahui kisah itu dengan jalan Kami memberi wahyu
kenabian kepadamu disebabkan) Kami telah mengadakan beberapa umat (dari zaman
Nabi Musa hingga ke zamanmu) sampai berlanjutanlah masa yang mereka lalui (serta
kucar-kacirlah ugama yang mereka anuti). Dan engkau pula tidak pernah tinggal
bersama-sama penduduk negeri Madyan membaca dan mempelajari dari mereka
ayat-ayat keterangan Kami (tentang hal Nabi Musa di sana), tetapi Kamilah yang
mengutusmu (menjadi Rasul dan memberi wahyu kepadamu mengenai hal itu).
Dan engkau juga tidak berada dekat Gunung Tursina ketika Kami menyeru (Nabi Musa
dan memberi wahyu kepadanya dahulu), tetapi (diturunkan) rahmat (Al-Quran) dari
Tuhanmu (menerangkan Kisah itu) supaya engkau memberi amaran kepada kaum (mu)
yang telah lama tidak didatangi sebarang Rasul pemberi amaran sebelummu, semoga
mereka beroleh pengajaran (serta insaf mematuhinya).
Dan kalau tidaklah orang-orang musyrik itu akan berkata - semasa mereka ditimpa
bala bencana disebabkan perbuatan kufur dan maksiat yang mereka lakukan: "Wahai
Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutuskan kepada Kami seorang Rasul supaya
kami menurut ayat-ayat keteranganMu (yang dibawanya), dan supaya kami menjadi
dari orang-orang yang beriman, " (tentulah engkau wahai Muhammad tidak diutuskan
kepada mereka, bahkan Kami terus menyeksa mereka).
Maka ketika datang kepada mereka kebenaran (Al-Quran) dari sisi Kami, mereka
berkata pula: "Hendaknya (Muhammad) diberi (Kitab ugama yang diturunkan dengan
sekaligus) sebagaimana Kitab Taurat yang diberikan kepada Musa". Bukankah mereka
dahulu telah kufur ingkar akan apa yang diberikan kepada Nabi Musa? Mereka
berkata lagi: "Kedua-duanya (Al-Quran dan Taurat) itu ialah sihir yang saling
membantu (yang satu menyokong yang lain). "Dan mereka berkata pula:
"Sesungguhnya kami kufur ingkar terhadap Kitab-kitab itu semuanya!"
Katakanlah (wahai Muhammad): "Kalau demikianlah sikap kamu maka bawalah sebuah
Kitab dari sisi Allah yang dapat memberi panduan lebih daripada keduanya, supaya
aku menurutnya. (Bawalah dia) jika betul kamu orang-orang yang benar ".
Kemudian, kalau mereka tidak dapat menerima cabaranmu (wahai Muhammad), maka
ketahuilah, sesungguhnya mereka hanyalah menurut hawa nafsu mereka; dan tidak
ada yang lebih sesat daripada orang yang menurut hawa nafsunya dengan tidak
berdasarkan hidayah petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak memberi
pimpinan kepada kaum yang zalim (yang berdegil dalam keingkarannya).
Dan demi sesungguhnya Kami telah hubungkan turunnya firman-firman Kami
(Al-Quran) dengan berturut-turut kepada mereka, supaya mereka beroleh peringatan
(lalu beriman).
Dan apabila Al-Quran itu dibacakan kepada mereka; mereka, berkata: "Kami beriman
kepadanya, sesungguhnya ia adalah perkara yang betul benar dari Tuhan kami;
sesungguhnya kami sebelum ia diturunkan, telahpun mematuhinya ".
Mereka itu akan beroleh pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka; dan juga
kerana mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan mereka menderma dari apa
yang Kami kurniakan kepada mereka.
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang sia-sia, mereka berpaling
daripadanya sambil berkata: "Bagi kami amal kami dan bagi kamu pula amal kamu;
selamat tinggalah kamu; kami tidak ingin berdamping dengan orang-orang yang
jahil".
Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) tidak berkuasa memberi hidayah petunjuk
kepada sesiapa yang engkau kasihi (supaya ia menerima Islam), tetapi Allah
jualah yang berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa yang dikehendakiNya
(menurut undang-undang peraturanNya); dan Dia lah jua yang lebih mengetahui akan
orang-orang yang (ada persediaan untuk) mendapat hidayah petunjuk (kepada
memeluk Islam).
Dan mereka (yang kafir) berkata: "Kalau kami menyertaimu menurut petunjuk yang
engkau bawa itu, nescaya kami dengan serta merta ditangkap dan diusir dari
negeri kami (oleh golongan yang menentang)". Mengapa mereka (berkata demikian)?
Bukankah kami telah melindungi mereka dan menjadikan (negeri Makkah) tempat
tinggal mereka sebagai tanah suci yang aman, yang dibawa kepadanya hasil tanaman
dari segala jenis, sebagai rezeki pemberian dari sisi Kami? (Benar, Kami telah
menjadikan semuanya itu), tetapi kebanyakan mereka tidak memikirkan perkara itu
untuk mengetahuinya (serta bersyukur).
Dan berapa banyak Kami binasakan negeri-negeri yang penduduknya telah berlaku
sombong dan tidak bersyukur dalam kehidupannya (yang serba mewah dan senang
lenang). Maka itulah dia tempat-tempat tinggal mereka terbiar tidak didiami
orang sesudah mereka (dibinasakan), kecuali sedikit sahaja dan sesungguhnya
Kamilah yang mewarisi mereka.
Dan tidaklah menjadi kebiasaan Tuhanmu membinasakan mana-mana negeri sebelum Ia
mengutus ke ibu negeri itu seorang Rasul yang akan membacakan kepada penduduknya
ayat-ayat keterangan Kami; dan tidaklah menjadi kebiasaan Kami membinasakan
mana-mana negeri melainkan setelah penduduknya berlaku zalim.
Dan apa jua (harta benda dan lain-lainnya) yang diberikan kepada kamu, maka
adalah ia merupakan kesenangan hidup di dunia dan perhiasannya; dalam pada itu,
apa jua yang ada di sisi Allah (yang disediakan untuk orang-orang yang beriman
dan taat) adalah ia lebih baik dan lebih kekal; maka mengapa kamu tidak mahu
memahaminya?
(Jika sudah diketahui yang demikian) maka adakah orang yang Kami janjikan
kepadanya janji yang baik (balasan Syurga) lalu ia mendapatnya, sama seperti
orang yang kami kurniakan menikmati kesenangan hidup di dunia kemudian ia pada
hari kiamat termasuk dalam golongan yang dibawa (untuk menerima azab neraka)?
Dan pada hari (kiamat itu) Allah menyeru mereka lalu bertanya:" Mana dia
sekutu-sekutuKu, yang kamu anggap mereka (menjadi tuhan dan dapat memberikan
pertolongan)?"
Mereka yang berhak menerima hukuman (azab neraka) berkata: "Wahai Tuhan kami,
inilah mereka yang kami menyebabkan kesesatannya, kami menyebabkan mereka sesat
(dengan pilihan mereka sendiri) sebagaimana kami telah sesat (dengan pilihan
kami sendiri); (dengan ini) kami mengakui kepadaMu bahawa kami berlepas diri
(dari kekufuran mereka). Bukanlah Kami yang mereka puja dan taati, (bahkan
mereka hanya memuja dan mentaati hawa nafsu mereka sendiri)".
Dan dikatakan (kepada mereka): Panggilah makhluk-makhluk dan benda-benda yang
kamu jadikan sekutu Allah (untuk menolong kamu)". lalu mereka memanggilnya,
tetapi makhluk-makhluk dan benda-benda itu tidak menyahut panggilan mereka; dan
mereka tetap melihat azab (dengan merasa sesal) serta bercita-cita kalaulah
mereka di dunia dahulu menurut petunjuk.
Maka gelaplah kepada mereka, pada hari itu, segala khabar berita dan peristiwa
(yang telah lalu), serta menjadilah mereka tidak dapat hendak bertanya-tanyaan
sesama sendiri.
(Demikianlah akibat orang-orang derhaka), adapun orang yang bertaubat dan
beriman serta beramal soleh, maka semoga akan menjadilah ia dari orang-orang
yang berjaya.
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dirancangkan berlakunya, dan Dia lah juga yang
memilih (satu-satu dari makhlukNya untuk sesuatu tugas atau keutamaan dan
kemuliaan); tidaklah layak dan tidaklah berhak bagi sesiapapun memilih (selain
dari pilihan Allah). Maha Suci Allah dan Maha Tinggilah keadaanNya dari apa yang
mereka sekutukan denganNya.
Dan Dia lah Allah tiada Tuhan melainkan Dia. Segala puji tertentu bagiNya, di
dunia dan di akhirat; dan hanyalah Dia yang berkuasa menghukum, serta
kepadaNyalah kamu semua dikembalikan.
Katakanlah: "Bagaimana fikiran kamu jika Allah menjadikan malam kepada kamu
tetap selama-lamanya hingga ke hari kiamat; tuhan yang manakah yang lain dari
Allah, yang dapat membawakan cahaya yang menerangi kepada kamu? Maka mengapa
kamu tidak mahu mendengar (secara memahami dan menerima kebenaran)?"
katakanlah lagi: Bagaimana fikiran kamu jika Allah menjadikan siang kepada kamu
tetap selama-lamanya hingga ke hari kiamat; tuhan yang manakah yang lain dari
Allah, yang dapat membawakan malam kepada kamu untuk kamu berehat padanya? Maka
mengapa kamu tidak mahu melihat (dalil-dalil dan bukti keesaan dan kekuasaan
Allah)?"
Dan di antara rahmat pemberianNya, Ia menjadikan untuk kamu malam dan siang
(silih berganti supaya kamu berehat padanya dan supaya kamu berusaha mencari
rezeki dari limpah kurniaNya, dan juga supaya kamu bersyukur.
Dan (ingatlah) pada hari (kiamat), Allah akan menyeru mereka lalu bertanya:
"Mana dia sekutu-sekutuKu yang kamu sifatkan mereka (menjadi tuhan dan dapat
memberikan pertolongan)?"
Dan (pada hari itu) Kami keluarkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami
katakan (kepada golongan yang kafir): "Bawalah keterangan dan bukti kebenaran
kamu". Maka (pada saat itu) ketahuilah mereka bahawa kebenaran (hak ketuhanan)
itu tertentu bagi Allah, dan (dengan itu), hilang lenyaplah dari mereka apa yang
mereka ada-adakan secara dusta dahulu.
Sesungguhnya Qarun adalah ia dari kaum Nabi Musa, kemudian ia berlaku sombong
dan zalim terhadap mereka; dan Kami telah mengurniakannya dari berbagai jenis
kekayaan yang anak-anak kuncinya menjadi beban yang sungguh berat untuk dipikul
oleh sebilangan orang yang kuat sasa. (Ia berlaku sombong) ketika kaumnya
berkata kepadanya: "Janganlah engkau bermegah-megah (dengan kekayaanmu),
sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang bermegah-megah. (seperti
lagakmu itu).
"Dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang telah dikurniakan Allah kepadamu akan
pahala dan kebahagiaan hari akhirat dan janganlah engkau melupakan bahagianmu
(keperluan dan bekalanmu) dari dunia; dan berbuat baiklah (kepada hamba-hamba
Allah) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu (dengan pemberian nikmatNya yang
melimpah-limpah); dan janganlah engkau melakukan kerosakan di muka bumi;
sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berbuat kerosakan ".
Qarun menjawab (dengan sombongnya): "Aku diberikan harta kekayaan ini hanyalah
disebabkan pengetahuan dan kepandaian yang ada padaku". (Kalaulah Qarun bijak
pandai) tidakkah ia mengetahui dan pandai memahami, bahawa Allah telah
membinasakan sebelumnya, dari umat-umat yang telah lalu, orang-orang yang lebih
kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta kekayaan ? Dan (ingatlah)
orang-orang yang berdosa (apabila mereka diseksa) tidak lagi ditanya tentang
dosa-dosa mereka, (kerana Allah sedia mengetahuinya).